TIKTAK.ID – Meski angka positif virus Corona (Covid-19) belum turun, masyarakat “tumpah ruah” di Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu lalu. Pekan lalu merupakan kali pertama masyarakat diizinkan untuk berolahraga di CFD setelah tiga bulan ditiadakan.
Masyarakat bersukacita menyambut pelonggaran kebijakan ini. Namun sayangnya, mereka tampak mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Kurva jumlah kasus positif Covid-19 sendiri terus menunjukkan peningkatan dengan penambahan rata-rata lebih dari 1.000 kasus per hari. Di media sosial, tak sedikit warganet yang merutuki orang-orang yang berkerumun dan bergerombol demi alasan olah raga ini.
Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan ada sejumlah alasan atau dorongan besar yang membuat masyarakat “rela” ramai-ramai bergerombol saat CFD di tengah pandemi.
Ia menjelaskan, alasan pertama yakni secara biologis manusia merupakan makhluk yang merdeka dan dilahirkan dengan kecenderungan untuk berkumpul dengan orang lain. Menurutnya, kebutuhan biologis ini pula yang menjadi alasan utama seseorang berkumpul dengan orang lain, dan semakin mendesak lantaran lebih dari tiga bulan masyarakat terkungkung di dalam rumah.
“Saat CFD kemarin dibuka, orang ingin merayakan. Ini merupakan selebrasi kemerdekaan manusia karena hakikatnya manusia itu merdeka,” ujar Devie, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Baca juga : Demo Anies Soal PPDB 2020, Orang Tua Murid Abaikan Protokol Kesehatan
Devie menilai data-data objektif dan fakta yang ada seharusnya membuat orang takut, tapi manusia tidak digerakkan oleh faktor rasional. Menurutnya, alasan rasional seperti ada penyakit yang berbahaya terkalahkan dengan rasa rindu dan rasa senang yang semuanya adalah emosi.
Halaman selanjutnya…