Pentagon dalam sebuah pernyataannya mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memerintahkan militer AS untuk membunuh komandan tinggi Iran itu.
Iran memperingatkan bahwa “balas dendam” sedang menanti AS setelah serangan yang menewaskan Komandan Pasukan Quds.
Qassem Soleimani adalah Jenderal tinggi Iran yang ahli strategi pertahanan terkenal di dunia dan memainkan peran kunci dalam operasi kontra-terorime yang mengabkibatkan tumbangnya kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
Pembunuhan terhadap Jenderal Soleimani memicu gelombang kecaman dari pejabat dan gerakan HAM di seluruh dunia, dan memicu gelombang protes dengan mengutuk tindakan keji itu.
Sementara Trump belum memohon Kongres memberinya lampu hijau untuk berperang. Dalam hal ini Trump mengikuti jejak Barack Obama pada 2011, dengan memperluas otorisasi penggunaan militer untuk mengejar Al-Qaeda ke mana pun sebagai pembenaran petualangannya di Timur Tengah.
Anehnya, Trump berulang kali mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri “perang tanpa akhir” dengan negara-negara di kawasan itu.