TIKTAK.ID – Serangan udara Amerika Serikat menewaskan jenderal papan atas Iran dan sekaligus arsitek proksi perang Teheran di Timur Tengah, Qassem Soleimani. Serangan dilancarkan pada Jumat pagi di Bandara internasional Baghdad, seperti yang dilaporkan AP, Jumat (3/1/20).
Insiden ini semakin meningkatkan ketegangan secara dramatis di wilayah Irak, setelah sebelumnya pada Minggu lalu seragan udara AS ke wilayah milisi Kata’ib Hezbollah menewaskan 25 orang. Kemudian balasan dari warga Irak pendukung Kata’ib Hezbollah ke Kedutaan Amerika membuat AS berang.
Kata’ib Hezbollah merupakan kelompok paramiliter yang bahu-membahu bertempur bersama tentara Irak mengalahkan ISIS dan merebut kembali wilayah Irak yang dikuasai ISIS.
Tewasnya Soleimani yang merupakan Kepala Pasukan elit Iran Quds, dapat membahayakan kepetingan AS di Irak. Sebab pembunuhan ini dapat menjadi konflik jauh lebih besar antara AS dan Iran yang dapat membahayakan pasukan AS di Irak, Suriah dan di wilayah lainnya.
Baca juga: Koalisi Partai Austria Sepakat Larang Jilbab di Sekolah
Departemen Pertahanan AS membunuh Soleimani karena menganggap dia secara aktif merencanakan serangan ke diplomat Amerika di seluruh wilayah Irak. Departemen Pertahanan AS juga menyebut Soleimani menyetujui serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad awal pekan ini.
Sementara itu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei merespons pembunuhan itu dengan memperingatkan Amerika bahwa “pembalasan keras sedang menunggu”.
Ayatollah Ali Khamenei juga menyebut Soleimani sebagai “wajah perlawanan internasional”. Khamenei menyatakan Iran berkabung selama tiga hari atas kematian sang jenderal.
Penasihat Presiden Iran Hassan Rouhani, Hessameddin Ashena juga memperingatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan pembalasan dari Teheran. “Trump dengan pertaruhannya telah menyeret AS ke dalam situasi yang paling berbahaya di kawasan ini,” tulisnya di media sosial Telegram.
Baca juga: Pejabat Tinggi Taiwan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Halaman selanjutnya…