“Hubungan personal kami juga dekat, bahkan beliau adalah salah satu dari beberapa senior yang menyumbang bagi biaya pernikahan saya, 1996, di samping Adnan Buyung Nasution, Rahman Tolleng, dan Sjahrir,” ujarnya.
Saat Gus Dur wafat, Rachland melanjutkan, sebagai Direktur Eksekutif Imparsial, lembaga pengawas HAM, dia menyampaikan pernyataan yang dikutip oleh media bahwa wafatnya Gus Dur adalah kehilangan tak terkira bagi bangsa Indonesia, bagi perjuangan pluralisme, serta kebebasan beragama. Dia menegaskan dirinya memiliki kedekatan dengan Gus Dur.
Baca juga : Jakarta Dikepung Banjir, Anies Tetap Targetkan Surut dalam 6 Jam
“Saya juga menyatakan, cita-cita dan perjuangan Gus Dur masih jauh dari mendekati selesai. Bahwa Pemerintah perlu bertindak benar dalam menghormati rasa kehilangan dan kesedihan, dengan menyatakan perkabungan nasional bagi Gus Dur dengan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang secara nasional. Presiden Yudhoyono diberitakan saat itu memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang selama tujuh hari,” tuturnya.
“Terus terang saja, mengingat kedekatan hubungan saya dengan Gus Dur, saya membayangkan, mungkin beliau akan meminta saya memberi penjelasan. Namun Gus Dur tak akan pernah mengadukan saya ke polisi, apalagi ingin melihat saya berada di balik bui,” pungkasnya.