Oji menjelaskan, selain menghancurkan kaca dan besi yang sudah tidak bisa digunakan, nantinya mesin-mesin yang berasal dari China itu juga akan dilebur.
“Mesin juga dilebur. Mesin dari China siapa yang mau pake? Kecuali kalau dari Mitsubishi atau Hino bisa dipakai lagi buat mesin kapal,” ujarnya.
Untuk membelah bagian-bagian bus ini, dibutuhkan 300 tabung oksigen dengan bahan bakar gas elpiji. Dalam sehari, dibutuhkan setidaknya 40 tabung gas seberat 12 kilogram.
Baca juga : Demokrat: Jokowi Butuh Pengakuan Dunia, Paksa Jubirnya Dompleng Penghargaan Bergengsi yang Didapat Anies
Saat ini, sejumlah potongan besi bus yang sudah dibelah sudah dibawa ke tempat peleburan. Oji mengungkapkan, pihaknya diberi waktu hingga akhir 2020, untuk menyelesaikan semua bus yang berukuran kecil.
“Target kita dikasih waktu sampai akhir tahun, nanti kita akan kerjakan sampai ujung sana,” ucapnya sambil menunjuk ke deretan bus di ujung lahan kosong.
Republika juga sempat mengamati ratusan bus TransJakarta tahun pengadaan 2013 -era Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Wakilnya- yang diparkir tidak beraturan itu dari lantai dua bangunan SPBU, yang berada di samping kuburan bus.
Baca juga : Pengamat Sebut MRT Zamannya Foke-Jokowi, LRT Ahok, Eranya Anies Belum Ada
Foto penampakan kuburan massal dan bangkai bus TransJakarta inilah yang sering menjadi bahan olok-olok balasan netizen pro-Anies dari dulu hingga sekarang. Terutama kepada para Jokower dan Ahoker (sebutan untuk fans garis keras Jokowi-Ahok) saat mereka merendahkan kinerja Gubernur Anies Baswedan dalam menata transportasi Ibu Kota sejak dia (bersama Sandiaga Uno) mulai memimpin DKI Jakarta.
Bahkan hingga beberapa hari ini, saat Jakarta terbukti memperoleh penghargaan “Sustainable Transport Award” atas prestasinya menata transportasi berkelanjutan tingkat dunia, para pendukung Jokowi dan Ahok pun masih saja menafikan kinerja dan kepemimpinan Anies Baswedan.
Tak pelak, foto penampakan kuburan dan bangkai bus TransJakarta produk China yang dibeli di era Jokowi-Ahok itu pun kembali viral di media sosial, menjadi olok-olok balasan dari mereka yang pro Anies Baswedan.