TIKTAK.ID – Eat This menyatakan genetika mungkin memainkan peran penting dalam umur seseorang. Namun kebiasaan makan sehat ternyata juga tidak kalah menentukan.
Menurut sebuah penelitian, orang yang hidup hingga 100 tahun atau centenarian tertinggi berada di beberapa wilayah di dunia. Umumnya, mereka menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan makan makanan bergizi dari generasi ke generasi.
Wilayah konsentrasi centenarian tertinggi atau yang disebut sebagai Zona Biru adalah Sardinia di Italia, Okinawa di Jepang, Ikaria di Yunani, Nicoya di Kosta Rika, dan Loma Linda di California.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini rahasia pola makan sehat centenarian.
- Makan banyak sayur
Eat This menyebut salah satu penanda dari kelima wilayah Blue Zones itu yakni makanan mereka didominasi sayuran. National Geographic menjelaskan, orang-orang di Loma Linda makan makanan yang terdiri dari 27 persen buah, 33 persen sayuran, dan sekitar 4 persen daging.
Kemudian di Ikaria, Yunani, punya kebiasaan makan yang terdiri dari 20 persen sayuran, 17 persen sayuran hijau, 11 persen kacang-kacangan, 6 persen ikan, dan 5 persen daging. American Journal of Lifestyle Medicine mengklaim orang-orang dari wilayah itu makan daging (biasanya babi) hanya 5 kali dalam sebulan, dengan ukuran hanya setebal kartu. Artinya, menjaga hidup sehat dan panjang umur tidak makan daging setiap hari, tapi bukan juga harus vegetarian.
- Banyak makan buah-buahan
AARP menyatakan buah-buahan merupakan bahan makanan terbaik yang bisa memberi umur panjang, karena menawarkan manfaat bagi kesehatan. Di antaranya mendukung sistem kekebalan tubuh, anti-inflamasi, dan anti-penuaan.
Stacy Kennedy, ahli diet terdaftar di Wellesley, Massachusetts, Inggris, menjelaskan bahwa vitamin C, potassium, dan fitokimia merupakan kandungan baik dalam buah yang berpotensi memberi umur panjang.
- Makan kacang-kacangan setiap hari
Eat This menyebut orang-orang yang memiliki umur panjang di wilayah tersebut menyarankan untuk rajin mengonsumsi kacang setiap hari. Kelima wilayah di Blue Zone pun mengonsumsi kacang-kacangan atau polong-polongan sebagai bagian utama dari makanan mereka, bahkan menjadikannya pengganti daging (hidangan utama).