Apalagi, kata Effendi, saat ini masih tahun berjalan sehingga ketika serapan masih sekitar 20%, hal itu tidak perlu dipersoalkan.
“Kecuali kalau kita bicara Desember, masih diserap dengan 20%, itu baru ada pertanyaan kenapa. Ini kan tahun berjalan ini, masih dipertanyakan, di mana persoalannya? Kita harus jujur berapa persen yang tersedia di APBN kita, dan berapa dari berapa itu yang menurut presiden terserap atau tidak,” tandasnya.
Baca juga : Soal 30 Bandara Internasional RI yang Dipertanyakan Jokowi, Begini Respons Kemenhub
Effendi mengaku tidak mengerti mengapa hal itu yang dijadikan permasalahan sehingga Jokowi harus mempertontonkan kemarahannya di ruang publik.
“Jadi kita dipertontonkan tontonan yang enggak penting. Saya bukan dalam rangka membanding-bandingkan, tapi saya, kita mungkin hanya ada di Indonesia ada gambar begitu, ada film mengenai pemimpinnya marah-marah ke bawahannya dipublikasikan. Bagi rakyat yang semua ngalamin (dampak Corona), enggak penting melihat gambar begitu.”
Dia menilai hal yang penting dilakukan Jokowi adalah menjelaskan kepada rakyat kondisi yang sebenarnya dan apa langkah nyata yang dilakukan Pemerintah dalam menangani Covid-19.
“Jelaskan kami begini-begini, dari anggaran ini sekian, jelaskan, itu yang lebih penting. Ada press release juga dari presiden. Seperti yang dilakukan PM Lee, PM Malaysia, Donald Trump, semua rilis begini (langkah penanganan Covid-19). Enggak Donald Trump marah-marahin pembantunya terus kita tonton, enggak penting bagi rakyat Indonesia. Itu tontonan yang nggak mendidik, enggak ada manfaatnya sedikitpun bagi rakyat,” paparnya.
Ditambahkan Effendi, di tengah kondisi yang serba sulit saat ini, hal yang perlu dilakukan adalah memperbanyak mendekatkan diri kepada Tuhan, memohon perlindungan dan kesabaran agar bisa melalui cobaan ini dengan baik.
“Coba lihat lingkungan sekitar kita, kalau enggak karena hidup dengan kekuatan iman, sudah habis semua kita. Dari mulai Januari sampai sekarang, habis kita. Itu kembali meditasi dengan kearifan, dengan kekhusyuan, ada pertobatan. Enggak perlu (marah-marah) dipertontonkan, berapa pihak sih, segelintir orang yang peduli ke (urusan) politik sekarang,” tutupnya.