Mengenai tagar #PecatTengkuzulDariMUI, Djarot mengatakan seharusnya ulama bisa memilih kata-kata dalam bertutur. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai tak seharusnya muncul pernyataan provokatif yang memecah-belah Jokowi dan Ma’ruf Amin.
“Seorang ulama, apalagi MUI, tentunya kan harus bijak dan berpikir jernih. Tidak gampang mengeluarkan statemen yang provokatif, serta memecah-belah antara Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin,” tutur Djarot.
Sementara itu, Tengku Zul meminta pernyataannya dalam wawancara dengan Refly Harun tak disalah-artikan.
Baca juga : Gerindra Gelar Sidang Etik Soal ‘PKI Mainan Kadrun’, Arif Poyuono Tegaskan Ogah Hadir
“Pernyataan saya tolong jangan dipelintir. Itu adalah pertanyaan tentang kampanye 2019 kenapa saya tidak mendukung Presiden Jokowi dan Cawapres Yai Maruf Amin, padahal sama-sama MUI dan beliau adalah Ketua Umum MUI,” ucap Tengku Zul kepada wartawan, Selasa (23/6/20).
Ia menegaskan tidak memiliki masalah dengan Jokowi, melainkan hanya tidak cocok dengan partai yang ada di belakang Jokowi. Menurutnya, selama ini PDIP tidak mau membela kepentingan agama di Indonesia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kini dirinya dan MUI sepakat bahwa Jokowi-Ma’ruf amin adalah Pemerintah yang sah, dan pernyataan itu sudah final.