Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta pada 2015, terdapat 702 RW yang terdampak banjir dengan jumlah pengungsi 45.813, dan jumlah korban meninggal turun menjadi lima orang. Angka tersebut berbeda dengan jumlah pengungsi yang disebut Anies.
Pada 2016, banjir berkurang drastis. Tercatat sejumlah 460 RW terdampak banjir dengan jumlah pengungsi berkurang drastis enam kali lipat, menjadi hanya 7.760 pengungsi. Banjir pun cepat surut, dari yang biasanya paling lama bertahan hingga seminggu, menjadi dua hari.
Begitu pula pada tahun terakhir Ahok menjabat di 2017. Banjir menggenangi 375 RW dengan jumlah pengungsi 9.100 orang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Husein Murad menjelaskan di tahun itu banjir hanya terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang dilintasi Sungai Ciliwung, namun belum dinormalisasi.
Baca juga: ‘Khotbah’ Natal Anies Baswedan dan Pohon Natal ‘Persatuan’
“Curah hujan cukup besar menyebabkan air dari hulu itu banyak, jadi yang kami sebut Katulampa tinggi itu. Nah ini menyebabkan aliran Ciliwung meluap sehingga wilayah Ciliwung yang belum dinormalisasi seperti ini,” ucap Husein di Bukit Duri, Jakarta Selatan, 16 Februari 2017.
Memasuki 2018, banjir kembali melanda Jakarta dengan jumlah pengungsi lebih banyak. BPBD mencatat ada 217 RW yang terendam banjir dengan jumlah pengungsi sebanyak 15.627.
Baca juga: Benarkah Wagub DKI Jakarta Pendamping Anies adalah ARP, Siapa Dia?