
TIKTAK.ID – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiasuti mengimbau Pemerintah agar ikut berhemat. Susi menyampaikan hal itu untuk merespons rencana Pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pertalite dan solar. Susi mengatakan supaya tidak memberatkan anggaran, maka dia menyarankan lembaga-lembaga yang tidak terlalu dibutuhkan supaya dapat dibubarkan.
”Penghematan juga perlu dilakukan oleh institusi Pemerintah, supaya anggaran tidak berat. Bubarkan Lembaga-lembaga atau Komisi-komisi yang tidak diperlukan dan tidak signifikan keberadaannya,” cuit Susi melalui akun Twitter, seperti dilansir Sindonews.com, pada Rabu (25/8/22).
Selain itu, wanita berusia 57 tahun ini menilai Pemerintah dapat menggabungkan beberapa lembaga atau kementerian demi menghemat anggaran.
Baca juga : 7 Nama ini Diusulkan Jadi Cawapres Dampingi Airlangga Hartarto
”Jika perlu Departemen di-Merge. Kejaksaan Agung (Kejakgung) dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) dengan Industri jadikan direktorat Daglu, dan lain-lain”, tulis bos Maskapai Susi Air tersebut.
Kemudian Susi juga mengusulkan penghematan lewat pengurangan pegawai negeri.
”Tentu saja pemberhentian/Rasionalisasi PNS disertai dengan Golden Handshake, pesangon sisa gaji sampai pensiun dan tunjangan kinerja (tunkin). Dulu pernah mencoba hitung lulusan SMA saja bisa dapat pesangon kurang lebih Rp250 jt, bisa cukup untuk modal usaha,” terang Susi.
Baca juga : Buntut Panjang ‘Amplop Kiai’, Suharso Dilaporkan ke Polisi hingga Didesak Mundur
Susi menyatakan bila saran itu dilaksanakan, maka anggaran Pemerintah bisa dihemat sampai Rp40 triliun per tahun.
”PNS dikurangi hingga 30% dalam 2 tahun ke depan; mulai es 1,2,3, dan staf. Kementrian dimerge dapat berkurang minimal 4 sampai 5 Kementerian. Dengan begitu, pemerintah bisa hemat minimal Rp 40T/tahun. Berkurang orang, berkurang pula anggaran program-program yang tidak esensial, sehingga infrastruktur penting tetap bisa jalan,” tutur Susi.
Untuk diketahui, kenaikan harga BBM terjadi, salah satunya untuk mengurangi beban subsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terhadap BBM untuk masyarakat.
Baca juga : Elektabilitas Ganjar Unggul dari Prabowo Hingga Anies di Hasil Survei SMRC
Sebelumnya, kenaikan harga pada BBM non-subsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex sudah terjadi pada awal agustus lalu. Sedangkan kenaikan harga BBM bersubsidi kemungkinan besar bakal diumumkan dalam pekan ini.