
TIKTAK.ID – Moskow telah berulang kali memperingatkan negara-negara asing agar tidak mengizinkan warganya melakukan perjalanan ke Ukraina untuk ikut terlibat dalam pertempuran di sana. Kremlin telah menyatakan bahwa siapa pun yang menembaki pasukan Rusia yang melakukan operasi militer khusus di Ukraina akan dianggap sebagai target yang sah.
Jubir Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan bahwa hingga saat ini, tercatat 180 tentara bayaran asing tewas dalam serangan presisi yang dilakukan oleh Rusia terhadap pusat pelatihan Ukraina yang terletak di kompleks militer Yavorovsky dan dekat permukiman Starichi, seperti yang dilaporkan Sputnik, Minggu (13/3/22).
Dia menjelaskan bahwa pusat-pusat ini digunakan untuk melatih dan mengatur tentara bayaran asing untuk melawan pasukan Rusia di Ukraina Timur, serta untuk menyimpan persenjataan yang dikirim ke negara itu oleh negara-negara asing.
“Kami akan terus menargetkan tentara bayaran asing yang tiba di wilayah Ukraina,” kata Konashenkov.
Selain itu, Angkatan Udara Rusia dan pertahanan udara dilaporkan berhasil menghancurkan beberapa pesawat Ukraina, termasuk satu jet serang Su-24 (NATO: Fencer) dan 11 pesawat udara tak berawak. Dua di antaranya adalah drone serang dan pengintai Bayraktar TB-2 buatan Turki.
Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, untuk menghentikan perang delapan tahun di Donbass yang dilancarkan oleh Kiev dan telah merenggut 13.000 nyawa.
Selama lebih dari dua minggu sekarang, pasukan Rusia telah menargetkan infrastruktur militer Ukraina dengan senjata presisi, yang menurut Kementerian Pertahanan Rusia, lebih dari 3.593 objek militer telah dinonaktifkan sejak operasi diluncurkan.
Pada saat yang sama, milisi Donbass melanjutkan serangan balasannya terhadap pasukan Kiev, membebaskan kota Volnovakha, dan memperketat pengepungannya atas kota Mariupol.
Moskow melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari setelah Republik Donbass meminta bantuan karena serangan yang terus dilancarkan oleh Kiev. Presiden Rusia, Vladimir Putin menekankan bahwa demiliterisasi dan “de-Nazifikasi” adalah salah satu tujuan utama dari operasi tersebut.
Para tentara bayaran asing dari seluruh dunia bergabung dengan Ukraina setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyerukan mereka datang ke Ukraina untuk membantu melawan tentara Rusia yang tengah melakukan operasi militer khusus di Ukraina.
Badan Intelijen Rusia memperingatkan pada 4 Maret lalu bahwa AS mengirim militan ekstremis dari provinsi Idlib ke Ukraina untuk berperang melawan Rusia. Moskow menuduh Washington melatih gerilyawan ekstremis ini di pangkalan militer AS Al-Tanf di tenggara Suriah.