Pasukan pendukung LNA kerap kali berjuang untuk menerobos ke Tripoli. Mereka sering mengandalkan bantuan tentara sipil asing dan drone. LNA mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab, Yordania, dan Rusia, dan GNA didukung oleh Turki, kata para ahli dan diplomat Amerika.
Sejumlah seruan gencatan senjata agar negara yang terpecah-belah itu dapat melawan pandemi virus Corona, gagal dilakukan. Sementara sejauh ini, Libya mencatat 25 kasus Covid-19, dengan satu orang meninggal.
Pada Senin kemarin di Tripoli terdengar ledakan keras dan tembakan artileri berat sepanjang hari di seluruh kota. Pada minggu sebelumnya terjadi bentrokan hebat di selatan Misrata, pangkalan utama dukungan militer untuk GNA.
Sementara itu, pasokan listrik ke wilayah barat telah terputus sejak Kamis lalu. Hal ini terjadi karena sebuah katup gas ditutup oleh kelompok tak bertanggung jawab, yang oleh National Oil Corporation disebut sebagai “penutupan ilegal”.
Beruntung pasokan air ke Ibu Kota, yang dimatikan oleh kelompok bersenjata pekan lalu, telah diaktifkan kembali setelah mediasi oleh para tetua setempat, kata seorang pejabat senior untuk Sungai Great Man Made Libya, Ahmad al-Deeb, kepada Reuters.