TIKTAK.ID – Pemogokan buruh besar-besaran di Prancis memprotes kebijakan pensiun baru yang dibuat Pemerintah memasuki hari ke-12 dan telah menimbulkan korban. Komisaris Tinggi untuk Pensiun Jean-Paul Delevoye mengundurkan diri pada Senin (16/12/19), di tengah sorotan skandal dan transparansi, seperti yang dilaporkan France24.
Pengunduran diri Delevoye diterima Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan perasaan berat hati. Dalam sebuah pernyataan, kantor Emmanuel Macron mengatakan bahwa Delevoye memutuskan untuk mengundurkan diri “atas inisiatifnya sendiri.”
Delevoye merupakan pengusung gagasan reformasi pensiun dengan menggunakan satu sistem untuk seluruh jenis pekerjaan. Sebelumnya di Prancis tiap jenis pekerjaan digolongkan dalam beberapa kelompok dengan jenis pensiun yang berbeda-beda. Kali ini masa pensiun pekerja hingga 64 tahun ditetapkan tanpa adanya kompensasi. Poin inilah salah satu yang membuat serikat pekerja marah dan melakukan protes.
Baca juga: Polisi Prancis Tembak Pria yang Ancam Petugas dengan Pisau di Paris
Macron mengangkat Delevoye pada September 2017 untuk meletakkan dasar reformasi pensiun. Pada bulan yang sama, Delevoye juga masuk ke Kabinet Macron. Bahkan Delevoye dijuluki sebagai “Tuan Pensiun” saat mengupayakan reformasi kontroversial ke satu basis sistem pensiun.
Namun bersamaan dengan terjadinya pemogokan yang melumpuhkan transportasi bulan ini, Delevoye gagal menjelaskan asal pendapatan sampingannya, baik yang sukarela maupun berbayar yang tetap didapatnya setelah bergabung dengan Otoritas Tinggi Prancis untuk Transparansi (HATVP).
Selama akhir pekan, Harian Le Monde menerbitkan rincian pernyataan revisi yang diajukan Delevoye ke HATVP. Delevoye mengaku masih memegang 13 posisi, termasuk 11 posisi aktif, atau 10 dari yang ia nyatakan pada pernyataan awalnya.
Baca juga: Dua Helikopter Militernya Bertabrakan di Mali, 13 Tentara Prancis Tewas
Media Prancis baru-baru ini melaporkan bahwa Delevoye gagal menjelaskan pendapatan sampingan sejumlah posisi yang ia pegang, termasuk jabatan di kabinet. Dia dilaporkan mengantongi sekitar € 123.000 atau sekitar 2 triliun rupiah dari posisi-posisi itu sejak bergabung ke kabinet. Setelah hal ini terungkap, dia berkata akan mengembalikan uangnya.
Seorang pendukung Delevoye menyatakan kepada Agence France-Presse bahwa kredibilitas Delevoye telah diserang oleh serikat pekerja dan oposisi dalam upaya untuk mendiskreditkan reformasi pensiun yang disebutnya “esensial untuk Prancis”.
Kejadian ini disebut sebagai pukulan bagi Macron, karena protes terus berkecamuk akibat kebijakan reformasi pensiun yang kontroversial itu. Sementara Kantor Kepresidenan Prancis mengatakan, Komisaris Tinggi akan diganti “sesegera mungkin”.
Baca juga: Buktikan Ancamannya, Rusia Balas Pulangkan Dua Diplomat Jerman
Pemogokan yang memiliki efek paling parah di ibu kota Prancis itu, siap berlanjut. Demonstrasi dijadwalkan akan kembali berlangsung pada hari Selasa. Tentu demonstrasi ini kembali memunculkan kekhawatiran akan terjadinya kekacauan transit pesawat yang akan terus berlanjut selama musim liburan.