TIKTAK.ID – Surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa ponsel Presiden Emmanuel Macron disebut sebagai kemungkinan salah satu target spyware Pegasus, yang baru-baru ini menjadi berita utama setelah penyelidikan jurnalistik menemukan bahwa spyware itu telah digunakan untuk memata-matai ribuan politisi, pengusaha, dan jurnalis di seluruh dunia.
Mendapat kabar itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron segera menyerukan serangkaian penyelidikan terhadap kasus spyware Pegasus, kata Perdana Menteri Jean Castex kepada penyiar TF1 pada Rabu (21/6/21), seperti yang dikutip oleh Sputniknews.
Castex membuat pengumuman tersebut setelah terungkap bahwa ponsel Presiden Macron kemungkinan telah menjadi sasaran spyware Pegasus, yang dikembangkan oleh NSO Group yang berbasis di Israel.
Pada Selasa kemarin, Le Monde melaporkan bahwa Dinas Intelijen Maroko mungkin telah memata-matai telepon Macron dengan bantuan spyware Pegasus pada 2019. Menurut outlet berita tersebut, nomor telepon Presiden, serta Perdana Menteri yang saat itu adalah Edouard Philippe dan 14 menteri lainnya, kemungkinan besar telah dimata-matai menggunakan perangkat lunak yang dibuat di Israel itu.
“Jika fakta ini terbukti, mereka serius. Saya mengonfirmasi ini”, Castex mengatakan kepada saluran TV TF1, menambahkan bahwa Presiden telah “memerintahkan untuk melakukan serangkaian penyelidikan”.
Pada saat yang sama, Perdana Menteri mengatakan bahwa terlalu dini untuk membicarakan reaksi Prancis sampai semua secara detail berhasil diungkap.
Sebelumnya, pada Minggu kemarin, sekelompok 17 media terkemuka dan kelompok hak asasi manusia merilis laporan yang merinci bagaimana spyware Pegasus, yang dikembangkan oleh NSO Group di Israel telah digunakan oleh klien yang terkait dengan Pemerintah untuk meretas setidaknya 50.000 nomor telepon di berbagai negara, termasuk di Prancis.
Namun, NSO Group menolak hasil laporan itu, bahkan mereka mengatakan “teori yang lemah”. Mereka juga meragukan kepercayaan sumber investigasi yang menyudutkannya itu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, bukan satu-satunya Kepala Negara yang besar kemungkinan menjadi target perangkat lunak Pegasus. The Washington Post, pada Rabu menyebut Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, juga masuk dalam 14 pemimpin asing yang menjadi target.
The Post juga menyebut di antara para pemimpin asing yang menjadi target adalah tiga presiden, 10 perdana menteri, dan Raja Maroko. Secara keseluruhan, daftar tersebut mencakup lebih dari 600 pejabat Pemerintah dan politisi di 34 negara.