Pasukan Keamanan Israel dan Otoritas Palestina telah lama bekerja sama dalam menjaga wilayah Tepi Barat yang diduduki, yang berada di bawah kendali Palestina.
Otoritas Palestina juga memiliki perjanjian kerjasama intelijen dengan CIA, yang terus berlanjut bahkan setelah Palestina memboikot upaya perdamaian administrasi Trump pada 2017.
Baca juga: Bualan Terbaru dan Janji Manis Solusi Dua Negara ala Trump, Jebak Palestina Demi Untungkan Israel
Abbas juga menegaskan ia telah menolak mendiskusikan proposal tersebut dengan Trump melalui telepon dan bahkan menolak menerima salinan proposal perdamaian tersebut.
“Trump meminta saya berbicara dengannya melalui telepon, tetapi saya mengatakan tidak dan dia ingin mengirimi saya surat, tetapi saya menolaknya,” ujar Abbas.
Rencana perdamaian Trump yang diluncurkan pada Selasa lalu juga menyerukan pengakuan AS atas permukiman Israel di Tanah Tepi Barat yang diduduki Israel saat ini dan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang tak terpisahkan.
Tanpa perlu membaca keseluruhan isi proposal perdamaian yang dikreasi sedemikian rupa oleh Trump, sudah jelas bahwa pengakuan Amerika atas permukiman ilegal Israel di tanah warga Palestina dan kengototan sekutu terdekat rezim Zionis itu agar Yerusalem menjadi Ibu Kota Israel, merupakan dua poin utama yang sangat merugikan Otoritas dan bangsa Palestina.