TIKTAK.ID – Eks Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari balik jeruji penjara.
Siti mengungkapkan rasa prihatin terhadap kondisi Indonesia yang tengah diterjang wabah pandemi virus Corona atau Covid-19. Ia juga memberikan solusi yang diharapkan bisa diterapkan untuk menanggulangi virus tersebut.
“Menurunkan penularan akan menjadi efektif bila pertama-tama dilakukan screening massal serentak. Kalau pun tidak bisa semua wilayah, kita bisa memilih daerah dengan zona merah saja,” tulis Siti dalam suratnya di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur seperti dilansir Okezone, Senin (27/4/20).
Baca juga : Mahfud MD: Gelar Tarawih Bersama Tak Langgar Hukum tapi Bisa Dijatuhi Pidana, Kok Bisa?
Siti menuturkan, pada zona merah perlu dilakukan deteksi dengan screening massal serentak, mencari mana yang positif dan mana yang negatif. Langkah selanjutnya, memisahkan yang positif, karena dari yang positif ini ada yang simptomatik atau bergejala dan ada 90 persen yang asimptomatik atau tidak bergejala.
Menurut Siti, setelah jelas terpilah, maka bisa dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan aman. Tapi, kalau belum dilakukan screening, ia menilai kemungkinan masih terjadi penularan di area PSBB.
Siti mengatakan, kalau angka penularan menurun, maka otomatis angka kematian juga akan ikut turun. Ia menyebut screening massal serentak pada zona merah Covid-19 menjadi hal yang sangat penting, sehingga membutuhkan alat rapid test yang sensitif dan falsenegatifnya rendah.
Baca juga : Anies Larang Para Dermawan Bagi Sedekah di Pinggir Jalan, Kenapa?
“Sebaiknya rapid test yang digunakan adalah yang molecular base, agar tidak buang waktu dan biaya karena harus tes berulang-ulang, sementara penyebaran berlanjut,” kata Siti.
Siti menyatakan primer atau reagen pada PCR untuk mendeteksi virus sebaiknya menggunakan primer atau reagen yang dibuat sendiri berasal dari virus Corona strain Indonesia, agar deteksinya lebih valid. Ia menyarankan untuk tidak memakai primer luar, karena belum tentu cocok dengan virus yang ditemukan di Indonesia. Ia memaparkan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) telah mulai melakukan hal tersebut.
“Pak Jokowi yang baik, jangan biarkan rakyat menangis. Perintah Bapak untuk segera memenuhi kebutuhan dasar bagi rakyat di dalam wilayah PSBB sudah sangat jelas, namun di tingkat bawah saat ini masih belum bisa merasakan kebijakan tersebut,” terangnya.
Siti mengaku mendengar bantuan sosial belum diterima sebagian besar rakyat Indonesia. Padahal, lanjutnya, rakyat Indonesia sudah lebih sebulan harus tinggal di rumah dan tidak bekerja sebulan sebelum PSBB diberlakukan. Ia juga mengkritik dapur-dapur umum yang belum serius didirikan oleh para lurah dan Kepala Desa.