Secara persentase, senjata dan amunisi juga menjadi komoditas yang mengalami lonjakan impor tertinggi. Namun secara nilai, kenaikan impor tertinggi terjadi pada produk mesin dan perlengkapan elektronik. Impor produk mesin naik US$ 422,8 juta (month-to-month/mtm) pada Maret 2020, menjadi sebesar US$ 1,6 miliar.
Tak hanya itu, data BPS menunjukkan tiga produk lain yang mengalami kenaikan impor tertinggi yaitu plastik dan barang plastik, yakni naik US$ 161 juta (mtm) menjadi US$ 733 juta. Kemudian besi dan baja, naik US$ 159,7 juta menjadi US$ 787,7 juta, dan terakhir, logam mulia, perhiasan, dan permata naik US$ 146,1 juta menjadi US$ 246 juta.
Baca juga: Kelakuan Anggota DPR Kembali Bikin Murka, Kali ini Pose Pakai APD
Sementara Direktur Impor Kementerian Perdagangan Ani Mulyani meminta impor senjata dan amunisi ini ditanyakan ke Kementerian Pertahanan saja. Ia mengaku impor senjata tidak diatur oleh Kemendag.
Sebelumnya, anggaran Kementerian Pertahanan termasuk yang dipangkas paling besar untuk penanganan Covid-19. Melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memangkas anggaran di kementerian Prabowo tersebut hingga Rp8,7 triliun.
Kemenhan merupakan instansi tertinggi ketiga yang dipangkas anggarannya, setelah Kementerian Riset dan Teknologi serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sehingga, anggaran di Kemenhan saat ini diketahui tersisa Rp122 triliun saja.