Tokoh lain yang tercatat pernah memberikan dukungan ke Prabowo-Sandiaga yakni Rizal Ramli (mantan Menko Kemaritiman), Chusnul Mariyah (mantan Komisioner KPU), dan salah satu anggota Tim IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Marwan Batubara.
Kemudian tokoh yang pernah menduduki kursi di pemerintahan dan bergabung dalam KAMI yaitu Refly Harun, mantan Komisaris Utama PT. Pelindo yang dicopot Menteri BUMN Erick Thohir. Terdapat pula Abdullah Hehamahua, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang belakangan masuk ke gerbong “212”.
Tidak hanya itu, beberapa politikus pun tampak terlibat. Misalnya Ahmad Yani (sebelumnya di PPP) dan MS. Kaban dari PBB. Ada juga nama-nama yang kerap menjadi oposisi, yakni Din Syamsuddin; salah satu oposisi Orde Baru yang pernah dikenakan pasal subversi Sri Bintang Pamungkas; dan Rachmawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Baca juga: PKS Siap Berjibaku Hadirkan Lawan Tanding Anak Jokowi di Pilkada Solo
Namun ketika ditanya maksud dan tujuan koalisi, Refly Harun enggan berkomentar. Ia hanya menjelaskan, tak ikut pergerakannya sejak awal.
Saat deklarasi, Din Syamsuddin mengatakan koalisi ini “bukan gerakan politik praktis kekuasaan.” Lebih lanjut, ia menyebut organisasi ini sama sekali “tidak ingin memakzulkan atau memberhentikan seseorang atau sebuah rezim.”
Din juga menegaskan bahwa KAMI merupakan “gerakan moral yang akan mengkaji berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan menawarkan solusinya”.