Sebelumnya hasil pemilu rencananya diumumkan pada 19 Oktober, namun berulang kali tertunda karena masalah teknis dan tuduhan kecurangan dari berbagai kandidat, terutama dari pihak Abdullah.
“Kami, dengan kejujuran, tanggung jawab, dan kesetiaan menyelesaikan tugas kami,” kata ketua pemilihan umum (IEC), Hawa Alam Nuristani.
“Kami menghormati setiap satu suara karena kami ingin mempertahankan demokrasi.”
Baca juga: Polisi India Tangkap 1.500 Demonstran
Pengumuman hasil yang berlarut-larut antara pemungutan suara dan hasil awal menambah ketidakpastian warga Afghanistan yang sudah cemas menunggu hasil pembicaraan antara AS dan Taliban.
Padahal, pemilihan kali ini dimaksudkan menjadi yang terbersih dalam demokrasi Afghanistan yang masih muda. Guna mendukung pemilu yang bersih ini, Jerman telah memasok mesin biometrik untuk mencegah satu orang memilih beberapa kali. Sehingga diharapkan terjadi pemilu yang bersih.
Namun tetap saja, hampir satu juta dari 2,7 juta suara awal dihapus karena ada ketidakberesan. Ini berarti pemilihan kali ini adalah pemilihan terendah yang pernah ada di Afghanistan.