
TIKTAK.ID – Pemerintah koalisi di Israel terpecah dan menyatakan bahwa mereka tidak dapat bertahan. Karena itu, Israel akan mengadakan pemilihan umum kelima dalam waktu kurang dari empat tahun.
Dalam perkembangan politik besar, melalui kesepakatan, Perdana Menteri Naftali Bennett akan bertukar tempat dengan Perdana Menteri Alternatif, Yair Lapid.
Pemilihan bisa berlangsung pada akhir Oktober, kata komentator, seperti yang dilansir BCC.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri dan pemimpin oposisi saat ini, Benjamin Netanyahu, telah berjanji untuk kembali menjabat.
Pengumuman tersebut disampaikan pada Senin (20/6/22) setelah berminggu-minggu spekulasi bahwa koalisi -yang paling beragam dalam sejarah Israel- berada di ambang kehancuran.
Koalisi berisiko kehilangan suara penting pada minggu depan setelah seorang anggota partai Yamina sayap kanan Bennett sendiri keluar dari koalisi, meninggalkannya sebagai minoritas di Knesset (parlemen) yang memiliki 120 kursi.
“Setelah upaya untuk menstabilkan koalisi habis -Perdana Menteri Naftali Bennett dan Wakil Perdana Menteri, Yair Lapid menyimpulkan: Sebuah RUU akan diajukan minggu depan untuk mendapat persetujuan Knesset,” kata Kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataannya.
“Setelah disetujui, rotasi akan dilakukan secara tertib. Perdana Menteri Bennett sekarang sedang berbicara dengan para pemimpin partai.”
Pekan lalu, Yamina MK Nir Orbach mengundurkan diri dari koalisi, mengatakan mereka telah gagal dalam misi utamanya “mengangkat semangat [Israel]”, sehingga hanya memiliki 59 kursi. Yang lain juga mengancam akan memberontak.
Pengumuman pada Senin malam itu mengejutkan anggota pemerintah. Times of Israel mengutip sumber yang mengatakan baik Menteri Pertahanan maupun Menteri Dalam Negeri tidak tahu tentang keputusan itu.
RUU untuk membubarkan Knesset akan divoting minggu depan. Jika lolos, seperti yang diharapkan, Bennett akan memberi jalan bagi Yair Lapid yang berhaluan tengah untuk menjadi Perdana Menteri Sementara.
Kedua orang itu membentuk koalisi lebih dari setahun yang lalu setelah serangkaian pemilihan yang tidak meyakinkan, menggulingkan Netanyahu, pemimpin terlama Israel.
Koalisi dijahit bersama dari delapan partai dari seluruh spektrum politik, disatukan hanya oleh keinginan untuk membuat Netanyahu tidak mungkin membentuk pemerintahan.
Netanyahu, yang saat ini diadili atas tuduhan korupsi yang dia bantah, bersumpah untuk menjatuhkan koalisi sesegera mungkin.
Pekan lalu, hasil jajak pendapat TV Israel Channel 12 menunjukkan bahwa sebuah blok yang dipimpin oleh Netanyahu akan memenangkan sebagian besar kursi dalam pemilihan baru, meskipun masih kurang dua kursi dari mayoritas.