Senada dengan Irwan, Ketua Umum Pimpinan Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, menyatakan program Kartu Prakerja dalam bentuk pelatihan online kepada warga terdampak virus Corona tak tepat dan tidak efektif.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu, pelatihan tersebut hanya membuang-buang anggaran. Ia mengklaim rakyat, termasuk mereka yang kehilangan pekerjaan, saat ini lebih membutuhkan bantuan langsung untuk mereka bertahan hidup.
“Rakyat dan karyawan yang kehilangan pekerjaan saat ini butuh bantuan untuk hidup. Bahan makanan, bukan pelatihan online,” tegasnya, Rabu (15/4/20).
Seperti diberitakan, Pemerintah memutuskan menggelontorkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk program Kartu Prakerja. Dari total anggaran itu, sebesar Rp5,6 triliun digunakan untuk biaya pelatihan, dana insentif sebesar Rp13,45 triliun, dana survei Rp840 miliar, serta dana Project Management Officer (PMO) Rp100 juta.
Terdapat delapan perusahaan yang terpilih sebagai mitra Kartu Prakerja, seperti Tokopedia, Skill Academy by Ruangguru, Maubelajarapa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijarmahir, dan Sisnaker.
Pemerintah menargetkan sebanyak 5,6 juta orang penduduk menjadi penerima Kartu Prakerja. Mereka akan mendapatkan dana bantuan pelatihan Rp1 juta, penuntasan pelatihan Rp600 ribu per bulan selama empat bulan, serta Rp150 ribu untuk survei kebekerjaan.