TIKTAK.ID – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku lebih memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri. Pasalnya, ia mengatakan hidup di dunia militer lebih menyenangkan dan memberi banyak warna.
“Enak jadi tentara, karena mimpi saya memang menjadi pasukan khusus. Saya menikmati kehidupan di tentara dengan rona-rona kehidupannya,” ujar Luhut dalam wawancara bersama Radio Republik Indonesia (RRI), seperti dilansir Tempo.co, Sabtu (2/5/20).
Sebelum duduk di kursi pemerintahan, Luhut bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) selama 32 tahun. Alumnus Akademi Militer 1970 tersebut berpangkat terakhir sebagai Jenderal TNI.
Baca juga : Serang Ahok, Roy Suryo Akui Kecewa dan Jijik Soal Penunjukan Komut Pertamina hingga Kabar Ahok Maju Pilpres 2024
Adapun sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI), Luhut menceritakan hidupnya tak jauh-jauh dari pelajaran berharga.
Luhut menyebut ketika masih menjadi prajurit, ia dididik menjadi orang yang jujur dan disiplin. Setelah menjadi komandan pun, ia menyatakan harus memiliki sikap tegas, tidak asal berbicara, dan mesti selalu memberikan contoh yang baik bagi para prajuritnya.
“Kalau mau menjadi pemimpin yang baik intinya satu, yakni ketauladanan,” kata jenderal berbintang empat ini.
Baca juga : Rumahnya Didatangi Jokowi untuk Diberi Bantuan Sembako, Begini Respons Warga
Di sisi lain, Luhut mengungkapkan untuk menjadi komandan, impian tersebut bukan perkara mudah. Apalagi, kata Luhut, ia hanya berasal dari keluarga biasa dengan ayah yang berprofesi sebagai seorang sopir.
Meski begitu, justru dari pelajaran ini, Luhut kemudian mewanti-wanti orang untuk tidak lagi berkecil hati.
“Enggak usah berkecil hati kamu anak siapa, karena bapak saya hanya sopir. Bapaknya Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun juga tukang kayu,” terang Luhut.
Baca juga : Luhut Siapkan 4 Pengacara untuk Seret Said Didu ke Polisi
Luhut kemudian menyatakan ia tak akan lagi duduk di pemerintahan pada 2024 mendatang. Ia ingin fokus mengurusi sekolah yang bernaung di bawah yayasan miliknya, yakni Yayasan Del di Sumatera Utara. Ia merintis sekolah multi-jenjang yang berfokus pada pendidikan teknologi informatika itu sejak 2001.
Tak hanya itu, Luhut memiliki Yayasan Luhut Bakti Pertiwi yang tersebar di sekitar 23 provinsi dan Yayasan Bina Prakarsa. Selain mengurus sekolah, Luhut juga berniat menjadi mentor bagi anak-anak muda. Ia pun berencana fokus pada penelitian di bidang pertanian yang kini digelutinya.
“Sisa hidup saya sampai 2024 masih ingin berbuat yang terbaik bagi Republik,” ungkap Luhut yang akan berusia 77 jelang 78 tahun pada 2024.