TIKTAK.ID – Sejumlah orang memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur, atau biasa disebut dengan istilah bruxism. Sebetulnya bruxims mengacu pada kondisi ketika seseorang menggeretakkan, menggesekkan, atau mengatupkan giginya, meski tidak sedang menguyah makanan.
Seperti dilansir Kompas.com dari WebMD, bruxism saat tidur termasuk jenis gangguan tidur. Terdapat sejumlah gejala bruxism saat tidur yang mungkin bakal dirasakan atau diperhatikan oleh seseorang yang mengalaminya ketika sudah bangun, di antaranya:
- Mengalami rasa sakit pada wajah
- Nyeri dan rahang kaku
- Sakit kepala tumpul
- Rasa sakit di gigi dan sensitivitas gigi yang meningkat
- Gigi retak, patah, goyah atau copot
Sementara untuk penyebab bruxism sendiri, tidak selalu memiliki penyebab tunggal atau dapat diidentifikasi, namun sejumlah faktor terkait dengannya. Faktor-faktor tersebut pun bervariasi, tergantung pada jenis bruxism.
Bruxism primer merupakan jenis bruxism yang terjadi dengan sendirinya dan tidak disebabkan kondisi lain. Sedangkan bruxism sekunder yakni jenis bruxism yang terjadi akibat kondisi medis lain.
Berikut ini sejumlah faktor risiko penyebab menggeretakkan gigi saat tidur baik pada kasus bruxism primer maupun bruxism sekunder:
- Tumbuh gigi
Medical News Today menyatakan bahwa bruxism umum terjadi pada anak kecil, saat gigi mereka tumbuh. Akan tetapi, karena gigi dan rahang tumbuh dengan cepat selama masa kanak-kanak, maka bruxism dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menyebabkan kerusakan permanen. - Gigitan yang tidak sejajar
Bruxism dapat terjadi akibat gigitan seseorang tidak normal atau memiliki gigi yang tidak selaras dan hilang. Iritasi di mulut pun bisa menjadi penyebab menggeretakkan gigi atau clenching (mengatupkan gigi dengan tekanan). - Stres
Stres termasuk salah satu penyebab utama bruxism pada orang dewasa, baik saat tidur maupun bangun.
Menurut sebuah tinjauan sistematis pada 2020, terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan bruxism. Namun penelitian lebih lanjut dinilai masih diperlukan agar dapat memahami hubungan tersebut.
- Merokok, konsumsi alkohol, dan kafein
Berdasarkan tinjauan pada 2016 dari penelitian sebelumnya, penggunaan zat-zat ini pun dikaitkan dengan bruxism.
Orang-orang yang merokok atau minum alkohol secara teratur sekitar dua kali lebih mungkin mengalami bruxism, dan orang-orang yang minum lebih dari 8 cangkir kopi per hari 1,5 kali lebih mungkin memiliki bruxims.