“Para Dubes yang diundang yakni Amerika Serikat, Inggris, Australia, Rusia, Mesir, Saudi Arabia, Palestina, Iran, dan Negara-negara ASEAN. Sebagian menjawab tidak bisa hadir karena tidak berada di tempat, dan sebagian lagi tidak ada jawaban. Dubes Palestina adalah satu-satunya Dubes yang hadir, tetapi beliau hanya hadir di dua acara pertama (Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan dan Hari Konstitusi 18 Agustus),” terang Din.
“Tadi saya sudah menelepon Dubes Palestina, rupanya ada kesalahpahaman. Beliau tidak membaca dengan seksama undangan. Tapi begitu melihat nama saya, beliau langsung berniat hadir saja karena menganggap saya sahabat (sebagai Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina),” jelas Din, mengutip BBC News Indonesia.
Baca juga: Ketua Umum Cyber Indonesia: Pemakzulan Jokowi Penuh Berita Bohong
KAMI sendiri digagas oleh sejumlah orang yang pernah mendukung calon presiden Prabowo Subianto pada Pilpres sebelumnya, seperti Said Didu, MS Kaban, Rocky Gerung, dan Ichsanuddin Noorsy. Ada pula mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang pernah mendapat dukungan untuk menjadi bakal calon presiden pada Pilpres 2019.
Meski begitu, mereka membantah memiliki motif politik terkait Pemilu 2024 mendatang. Salah satu inisiator KAMI, Refly Harun, menyatakan KAMI dibentuk hanya untuk mengkritik kebijakan Pemerintah.
“Kelompok seperti ini pasti berkaitan dengan aktivitas politik, namun kami tidak akan mendorong tokoh tertentu untuk jadi presiden,” ucapnya.
Baca juga: Din Syamsuddin: Jokowi Pernah Minta Bantuan Muhammadiyah untuk Hadapi Mafia di Berbagai Sektor