Menurut Retno, terdapat kemungkinan banyak WNI yang tidak melapor pada saat berada di sana dan sebagainya, sehingga ia mengantisipasi jumlahnya akan lebih dari 400 orang. Sementara yang di Irak terdapat sekitar 800 WNI.
Retno juga mengimbau kepada WNI yang berada di kawasan konflik untuk terus waspada. Tak hanya itu, ia meminta WNI untuk mengikuti informasi dari otoritas setempat, terutama yang terkait dengan perkembangan situasi dan keamanan di masing-masing negara.
“Kita meminta para WNI kita untuk segera menghubungi KBRI, KJRI jika memerlukan bantuan,” pesan Retno.
Baca juga: Bunuh Jenderal Soleimani, Muhammadiyah: Amerika Negara Teroris
Sebelumnya, serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, menewaskan Komandan Garda Revolusi Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds. Akibatnya, hubungan antara Amerika dan Iran makin meruncing.
Serangan terhadap Qassem diakui oleh AS atas komando Presiden AS Donald Trump. Trump berdalih bahwa penyerangan itu untuk “melindungi personel AS di luar negeri” seperti yang disampaikan oleh pihak Pentagon setelah kejadian.
Baca juga: Ulama Irak: Bila AS Tak Hengkang, Irak akan Jadi Vietnam Baru Bagi AS