
“Dengan elektabilitas yang masih tinggi, PDIP berpeluang menang lagi pada Pemilu 2024. Namun, Demokrat bisa menjadi tantangan bagi PDIP,” katanya.
Survei CPCS juga mencatat elektabilitas PDIP selama 1 tahun selalu menurun. Pada survei bulan Maret 2020 elektabilitas PDIP mencapai 31,7 persen, turun menjadi 29,2 persen (Juli 2020) dan 30,4 persen (November 2020), sekarang turun lagi menjadi 23,9 persen.
Sebaliknya Demokrat meski sempat turun dari 4,6 persen (Maret 2020) menjadi 3,8 persen (Juli 2020) dan 3,5 persen (November 2020), kini justru melejit menjadi 7,3 persen.
Baca juga : AHY Digugat Anak Buahnya Rp5 M, Demokrat: Kader Pembangkang
Selain Demokrat, lanjut Okta, PKS, PSI, dan Partai Ummat yang dipimpin oleh Amien Rais juga mengalami kenaikan.
PKS dari 6,7 persen (Maret 2020) turun menjadi 5,7 persen (Juli 2020) dan 5,5 persen (November 2020), naik lagi menjadi 6,4 persen. PSI dari 2,8 persen (Maret 2020) naik menjadi 4,1 persen (Juli 2020) dan 4,3 persen (November 2020), terus naik menjadi 4,5 persen. Sedangkan Partai Ummat yang memulai debut dengan elektabilitas 0,1 persen (November 2020) kini sudah mencapai 1,5 persen, bahkan berhasil melampaui PAN yang hanya 1,1 persen.
Survei yang menunjukkan ada tren kenaikan elektablitas Demokrat ini dilakukan pada tanggal 5-15 Maret 2021 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga : Suami Puan Garap Proyek Pipa Rp4,2 Triliun
Survei CPCS dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.










