TIKTAK.ID – Gonjang-ganjing mengenai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat diketahui telah memberikan efek elektoral positif bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Berdasarkan temuan survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS), terdapat kenaikan secara mengejutkan terhadap elektabilitas AHY dalam pertarungan menuju Pilpres 2024.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto tetap menempati posisi paling atas. Kemudian dibayangi oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang bersaing ketat.
Sebelumnya, AHY stabil di papan bawah. Namun kini ia menyodok ke urutan keempat, disusul oleh Menteri BUMN, Erick Thohir di posisi kelima. Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan terus meluncur ke bawah.
Baca juga : Sempat Digarap SBY, Jokowi Tuntaskan Proyek Impian Soeharto
“AHY secara mengejutkan naik elektabilitasnya sebagai calon presiden (capres). Dari yang awalnya kisaran di bawah 2 persen menjadi 6,3 persen, mengejar Prabowo yang masih teratas serta Ridwan Kamil dan Ganjar,” ujar Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. melalui press release di Jakarta pada Senin (22/3/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Okta mengatakan bahwa lonjakan elektabilitas AHY tidak bisa dilepaskan dari upaya sejumlah kalangan yang melibatkan pihak Istana untuk melengserkan kepemimpinannya. Ia menilai Demokrat yang notabene partai oposisi menjadi incaran untuk dijinakkan dan ditarik masuk ke dalam koalisi pemerintahan yang sudah sangat gemuk.
Ia menjelaskan, KLB yang terkesan sangat dipaksakan dan memilih Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko sebagai Ketua Umum yang bukan kader Demokrat, berhasil mengundang simpati dari masyarakat. Selain itu, ia menyebut figur AHY yang terzalimi juga mengingatkan saat ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik ke panggung kekuasaan pada 2004 silam.
Baca juga : Menkumham Beri Demokrat Kubu Moeldoko Waktu Tujuh Hari Lengkapi Dokumen
Di sisi lain, elektabilitas Prabowo dalam satu tahun tetap unggul, dari mulanya 22,7% pada survei Maret 2020 turun menjadi 18,4% (Juli 2020) dan 19,2% (November 2020), kini sebesar 20,6%.
“Setelah Pemilu 2019, Prabowo masih menikmati keunggulan electoral. Dia pun berpeluang kuat untuk maju kembali, dengan pesaing RK dan Ganjar,” ucap Okta.