Sebelumnya, Jokowi menyebut banjir yang melanda Jakarta ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, dan kerusakan ekologi.
“Tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita, seperti membuang sampah di mana-mana. Banyak hal,” kata Jokowi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/20).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta Pemerintah Provinsi, Kota, dan Kabupaten di Jabodetabek bekerja sama dengan Pemerintah Pusat menangani permasalahan banjir.
Baca juga : Anies dan Menteri Basuki Kembali Beda Suara Soal Penanganan Banjir Jakarta
Namun, untuk saat ini Jokowi meminta jajarannya mendahulukan proses evakuasi. Menurutnya, yang terpenting saat kejadian saat ini adalah evakuasi korban, keselamatan, dan keamanan masyarakat. Sedangkan urusan penanganan banjir secara infrastruktur bisa dikerjakan setelah penanganan evakuasi selesai.
Banjir menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi karena rumahnya terendam. Sejumlah ruas jalan ikut tergenang, dan operasional transportasi umum pun terganggu.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai 377 milimeter. Kemudian berdasar hasil pengukuran di Taman Mini, Jakarta Timur, curah hujan tercatat 335 milimeter. Angka tersebut merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa Jakarta, dengan rekor sebelumnya pada tahun 2007 dengan catatan 340 milimeter per hari.
Baca juga: Cara Anies Atasi Banjir Jakarta dengan Naturalisasi dan Drainase Vertikal, Maksudnya Apa?