Sementara itu, Jepang mengecam uji coba rudal Pyongyang itu. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan peluncuran itu bukan hanya ancaman kepada Jepang tapi juga wilayah sekitarnya. Meskipun Menteri Pertahanan Korea Utara mengatakan roket itu tak memasuki wilayah udara Jepang atau memasuki Zona Ekonomi Eksklusifnya.
“Kami akan tetap berkomunikasi dengan Amerika Serikat, Korea Selatan dan komunitas internasional untuk memantau situasi,” kata Abe kepada wartawan.
Baca juga: Goo Hara Meninggal Dunia Diduga Kesepian dan Depresi Seperti Sahabatnya, Sulli
Peluncuran kali ini adalah yang pertama sejak 31 Oktober, setelah Korea Utara menguji apa yang disebutnya peluncur roket multi-besar super. Roket ini juga yang telah digunakan Pyongyang saat tes yang dilakukan pada Agustus dan September lalu ketika diawasi langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kim memberi batas waktu akhir tahun ini untuk membicarakan denuklirisasi dengan Washington. Hingga kini pembicaraan terkait nuklir Korea Utara menemui jalan buntu. Pertemuan panjang pada 5 Oktober lalu berakhir tanpa ada keputusan.
Pyongyang menuntut pencabutan sanksi kepada negaranya. Selama ini sanksi yang ditanggung Korea Utara menyebabkan perekonomian di negara itu terganggu.
Baca juga: Penguasa Pasar Ponsel Indonesia Ternyata Samsung, Bukan Pabrikan Asal China
Situasi yang terjadi saat ini semakin mengkhawatirkan negara-negara di sekitar kawasan Korea, sebab Kim bisa saja melanjutkan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh yang telah mereka tunda sejak 2017.