
TIKTAK.ID – Kesendirian, sedih dan putus asa menjadi sesuatu yang sangat menyiksa, maka untuk membantu hal itu, Jepang membuat pos baru di pemerintahannya, yang disebut dengan Menteri Kesepian.
Pemerintah Jepang menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai Menteri Kesepian. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato mengatakan pada konferensi pers pada Jumat (12/2/21), seperti yang dilaporkan Sputniknews.
Sakamoto, 70, sebelumnya pernah menjabat di sejumlah posisi di pemerintahan. Selama beberapa tahun terakhir, dia bertanggung jawab atas revitalisasi regional negara.
Menurut Kato, Menteri Kesepian yang baru akan bertanggung jawab atas masalah demografis dan pembangunan daerah.
Kepada wartawan Kato bilang bahwa masyarakat Jepang telah menjadi menua dengan tingkat kelahiran dan kesuburan yang rendah, dan karenanya peran baru dalam pemerintahan sangat penting untuk memenuhi tantangan demografis itu.
Langkah terbaru ini, lanjutnya juga telah mengadopsi upaya untuk menangani lonjakan kasus bunuh diri baru-baru ini di Jepang, terutama di kalangan wanita dan remaja. Sebab angka tersebut telah meningkat sangat mengkhawatirkan untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.
Belum lagi tren kodokushi (孤独 死, ‘kematian isolasi’) di Jepang. Istilah khusus ini di Jepang mengacu pada fenomena lansia yang menderita kematian sendirian, “tanpa ada yang menemani”.
Di Jepang, orang yang sekarat sendirian atau melakukan bunuh diri menjadi masalah yang sangat memprihatinkan di akhir abad ke-20. Sebab semakin banyak orang dewasa, terutama yang lebih tua mendapati diri mereka ditinggalkan oleh anak-anak dan menjalani kehidupan yang terisolasi dari masyarakat dalam rumah tangga yang kecil.
Jepang mencatat banyak laporan tentang orang tua Jepang yang baru ditemukan oleh tetangga, berhari-hari -atau bahkan berbulan-bulan- setelah kematian mereka.
Terkait Kodokushi ini, ada perdebatan besar terkait penyebab masalah tersebut. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa masalah itu berakar pada matinya nilai-nilai tradisional, namun ada juga pendekatan yang lebih ilmiah, dengan banyak orang berpendapat bahwa perubahan sosial ekonomi juga dapat berdampak negatif.
Sementara itu, menurut laporan baru-baru ini, pandemi virus Corona juga menyebabkan angka bunuh diri di Jepang terus meningkat.