Sementara itu, analis politik dari lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio berpendapat mengenai pernyataan Jokowi soal Sandiaga Uno sebagai kandidat presiden 2024 bukan sebuah candaan. Ia menilai ucapan Jokowi itu adalah sebuah hal yang serius dan sudah dipikirkan matang.
Sebab, menurut Hendri, salah satu alasannya adalah tertutup peluang kepala daerah maju dalam pertarungan Pilpres 2024. Ia beralasan masa jabatan kepala daerah selesai 2022-2023, kemudian ada lagi pilkada serentak pada 2024.
“Dari 2022-2023 yang pegang kendali Plt yang ditentukan oleh Mendagri,” kata Hendri, seperti dikutip Pojoksatu.id.
Ia pun memperkirakan capres yang potensiap muncul berasal dari kalangan selebriti, pengusaha, anggota DPR, menteri dan wakil presiden, jika memungkinan untuk maju kembali.
Sebelumnya, pada Rabu (15/1/20), Jokowi berseloroh ihwal calon penggantinya saat meresmikan pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta.
Saat memberikan sambutan, Jokowi menyapa Sandiaga Uno yang hadir dalam acara tersebut. Saat disapa, Sandiaga berdiri. Kemudian Jokowi menyatakan bahwa yang hadir di acara tersebut adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan dirinya sebagai presiden.
“Saya meyakini itu, tapi saya tidak menyebutkan orangnya siapa. Hanya tadi yang baru saja berdiri (Sandiaga) kira-kira,” ujar Jokowi, disambut tepuk tangan para peserta acara ketika itu.
Terlalu dini kader PDIP meresphon candaan Bapak Presiden sandiaga utk kandidat penggsnti beliau bila telah berahir masa Jabatan beliau sebagai Presiden.
Sebagai masyarakat biasa saya melihat ke 3 kader yg digadang diatas belum dapat di katakan diatas kemampuan Jokowidodo, bila itu jadi paradoks utk kesinambungan PDIP di Tampuk kepemimpinan, Sebaiknya di hitung dulu matang matang, Indonesia ini bukan hanya milik PDIP, masih banyak diluar PDIP yang memang akan bisa membawa peribaikan atau setidaknya untuk merawat dan mempertahankan hasil kinerja JOKOWI
Jadi PDIP jangan Gederasa atas yang di tampilkan dan diupayakan oleh Pribadi Jokowi sebagai Presiden.
Betul ketiga org yg digadang kita lihat juga kinerjanya yg dapat memenuhi harapan petdaerah kerjanya, akan tetapi untuk skop Indonesia yg luas denga ragam problemnya.
Jadi berhati hati lah PDIP dalam menentukan bila masi mengingin madih nomor 1
Ini merupakan pendapat dan mengikuti napas dunia Politik di Republik Indonesia.