Bukan hanya Morales, aktivis anti-perang Madea Benjamin yang saat ini ada di La Paz turut bereaksi. Ia mengaku menyaksikan sendiri peristiwa para pelayat yang diserang oleh polisi itu. Ia manyatakan tak ada provokasi dari demonstran sebelum gas air mata ditembakkan.
“Anda dapat melihat, ini adalah demonstrasi yang benar-benar damai dan sekarang mereka meracuni orang, dan orang-orang akan mulai berlarian, dan ini akan menjadi buruk,” kata Benjamin yang saat itu berdiri beberapa meter dari demonstran.
Baca juga: Bolivia Memanas, 32 Orang Tewas
Sebelumnya, pada Selasa, polisi dan militer menembakkan peluru tajam ke arah demonstran pro-Morales yang memblokade pabrik bahan bakar di El Alto, dekat La Paz. Serangan aparat ke demonstran itu mengakibatkan sedikitnya delapan orang tewas. Beberapa di antara yang tewas adalah yang berada dalam peti mati yang akan dimakamkan pada Kamis itu.
Kerusuhan di Bolivia terjadi akibat sengketa pemilihan Presiden pada 20 November 2019. Morales dianggap melakukan kecurangan dalam pemilihan oleh oposisi. Kekerasan semakin menjadi setelah Morales dipaksa turun oleh militer pada 10 november 2019. Sejak saat itu sedikitnya 31 orang tewas akibat bentrok dengan Polisi dan tentara di Bolivia.
Baca juga: China Berang Dituduh Amerika Tindas Hongkong