“Berbahaya jika ada pihak yang menyampaikan pandangan kritisnya, tapi kebetulan mereka pernah bertugas di pemerintahan SBY, atau sekarang tidak berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, lantas dianggap sebagai musuh Pemerintah. Pandangan dari pihak di luar Pemerintah itu tetap ada gunanya jika Pemerintah sudi untuk mendengarkannya,” ungkap SBY.
Meski begitu, SBY meminta masyarakat tidak terlalu cepat menuduh Pemerintah tidak serius bahkan tidak berbuat apa-apa di dalam menanggulangi wabah Covid-19. SBY menyatakan dirinya dulu juga pernah mengalami hal yang sama sewaktu menduduki jabatan Presiden RI dan berada dalam krisis ekonomi global.
“Dalam suasana seperti itu, saya tegang, letih. Secara bertubi-tubi dan di banyak tempat saya diserang dan dihina. Di parlemen, di media massa, dan di jalanan dengan macam-macam unjuk rasa, kata-katanya sangat kasar dan menyakitkan,” ucapnya.
Baca juga : Luhut Bongkar Curhatan Jokowi Tentang Nasib Kalangan Bawah
Namun, SBY mengklaim sebagai presiden dia harus kuat, tegar, dan sabar. Menurutnya, jika ia patah di tengah jalan, justru negara akan kacau dan rakyat justru akan menderita. Untuk itu, ia tetap fokus pada tugas dan kewajibannya.