Massa aksi damai pro-Pemerintah dalam aksinya tampak berbaris rapi sambil mengibarkan bendera Iran dan meneriakkan slogan “Mampus Amerika!”, merujuk konsistensi rakyat Iran menentang campur tangan dan provokasi negara adikuasa tersebut di sejumlah negara, tak terkecuali di Iran sendiri.
Pemerintah Iran mengonfirmasi 5 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan itu, 1 orang warga sipil dan 4 orang dari pihak keamanan. Hal ini menampik tudingan Lembaga HAM PBB yang sebelumnya mengaku mendapat laporan bahwa pasukan keamanan Iran menggunakan peluru tajam hingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
Baca juga: Intelijen Irak Endus Rencana ISIS Bangkit Kembali di Turki
Begitupun tudingan kelompok Amnesty Internasional bermarkas di Inggris yang melaporkan lebih dari 100 demonstran, bahkan mereka bilang bisa jadi lebih dari 200 orang meninggal dunia, sontak dibantah Perwakilan Iran di PBB. Seperti yang dikutip Channel Asia News, Kamis (21/11/19), melalui twitnya Perwakilan Iran mengatakan, jumlah korban yang tak dikonfirmasikan ke Pemerintah bersifat spekulatif. Dan dalam banyak kasus, lanjutnya, kampanye disinformasi serupa itu selalu dilakukan terhadap Iran.
Senada, Duta Besar Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad dalam cuitannya di akun twitternya menyatakan bahwa mereka yang telah menyerang fasilitas umum adalah perusuh bersenjata yang terorganisir. Bahkan Hamid mengatakan bahwa para perusuh juga berencana meledakkan kilang minyak Asaluyeh di Iran selatan dan menyabotase sistem telepon nasional.
Baca juga: China Berang Dituduh Amerika Tindas Hongkong
Halaman selanjutnya…