Oleh karena itu, Adi menilai berkurangnya aktivitas manusia di luar rumah menjadi momen bagi bumi untuk berisitirahat dari gelombang seismik yang disebabkan oleh aktivitas kendaraan.
“Sekarang bumi relatif istirahat dari dilewatinya getaran seismik dan bencana alam yang lain juga berkurang. Itu hikmahnya,” jelasnya.
“Jika frekuensi getaran sama dengan frekuensi bangunan, maka akan menimbulkan resonansi bangunan, sehingga bisa menyebabkan kerusakan, seperti retak. Getaran ini dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan yang lewat,” sambungnya.
Baca juga: Dokter Australia Bikin Takut, Sebut Potensi Virus Corona Bisa Menular Lewat Kentut
Tidak hanya itu, berkurangnya aktivitas manusia juga akan mengurangi gangguan pada infrastruktur buatan manusia, seperti jembatan dan bangunan.
Adi justru khawatir setelah pandemi berakhir, kebutuhan manusia akan meningkat dan menyebabkan aktivitas kendaraan juga meningkat.
“Saya justru khawatir setelah Ramadhan dan pandemi berakhir, mobilitas serta kebutuhan banyak maka kondisi alam akan menjadi lebih buruk lagi,” katanya.