TIKTAK.ID – Pada 7 Maret 2020, sebuah surat kabar di Italia mengabarkan berita, “Pemerintah akan memberlakukan lockdown di Italia.” Warga Italia panik mendengar kabar itu, dan mereka bergegas mudik ke daerahnya masing-masing.
Pemerintah Daerah pun berteriak, “Jangan mudik, mudik malah membuat keluarga Anda tertular Corona!”
Namun terlambat, gelombang mudik malah semakin besar karena mereka takut dan ingin menjauhi episentrum Corona sejauh-jauhnya. Italia mencatat, penyebaran Corona naik tiga kali lipat dari sebelum diumumkan lockdown.
Baca juga : Gusar, Najwa Shihab Sebut Wacana Yasonna Bebaskan Koruptor Demi Hindari Corona Hanya Akal-akalan Saja
Rasa panik yang tanpa sengaja dibangun Pemerintah Italia, tanpa memperhitungkan psikologis warganya, malah membuat orang pergi dan menyebarkan virus ke mana-mana.
Sementara itu, akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mudik tidak dilarang, tetapi diimbau tidak mudik. Jokowi tidak ingin seperti Italia, yang malah membuat orang panik dan terjadi gelombang mudik besar-besaran karena masyarakat menyangka mereka akan terpenjara.
Komunikasi yang salah bukannya menyelesaikan masalah, namun malah membuat masalah baru. Ketika Pemerintah panik, maka warga ikut panik, dan apalagi kepanikan itu dibarengi larangan-larangan, akan membuat orang semakin takut dan menjauhi pusat larangan.
Juru bicara Istana, Fadjroel Rahman sempat mengumumkan bahwa mudik tidak dilarang, tetapi kemudian dibantah Mensesneg. Hal itu bukan karena mereka tidak tegas, tetapi karena memang sedang gamang, tidak siap dengan keadaan. Memang negara mana yang siap?
Di sisi lain, Jokowi memerintahkan Kepala Daerah untuk memantau orang mudik. Ia pun berencana memindahkan liburan mudik, sesudah masalah Corona ini selesai.
Apakah itu keputusan yang bagus? Tidak juga, karena lalu lintas manusia tetap berjalan dan itu menambah potensi penyebaran virus. Namun itu juga bukan keputusan buruk, karena yang dijaga oleh Pemerintah sekarang adalah jangan sampai terjadi gelombang besar mudik, yang membuat potensi penyebaran virus menjadi lebih besar.
Baca juga : Strategi Hambat Corona, Ma’ruf Amin Minta MUI Terbitkan Fatwa Haram Mudik
Dalam situasi paling menekan, keputusan apa pun juga tidak akan bagus. Yang dapat dilakukan hanya meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi.
Kita tidak bisa menyalahkan Pemerintah Italia, karena mereka tidak siap dengan hasil keputusan mereka. Sama seperti kita jangan terus menyalahkan Pemerintah Indonesia, yang belajar dari kasus Italia.