TIKTAK.ID – Belakangan ini viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan bendera bergambar mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab (HRS) dipasang di salah satu pohon di bekas erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.
Dalam video tersebut, tampak seseorang sedang memanjat pohon itu untuk memasang bendera tersebut. Kemudian ada sejumlah orang di bawahnya yang melihat pemasangan bendera itu sedang menyerukan kalimat takbir.
Menurut pengacara Rizieq Shihab, Aziz Yanuar, pemasangan bendera itu dilakukan secara spontan oleh masyarakat.
Baca juga : Begini Ramalan Sri Mulyani Soal Punahnya Teller Bank
“Menurut saya, itu adalah hal spontan yang dilakukan oleh masyarakat maupun relawan dari Hilmi FPI (Front Persaudaraan Islam) mungkin,” ujar Aziz, seperti dilansir CNN Indonesia, pada Senin (13/12/21).
Aziz mengatakan bahwa masyarakat memasang bendera itu sebagai bentuk dukungan moril dan penghargaan atas pengaruh serta anjuran Rizieq. Dia menyebut salah satu anjuran dari Rizieq yakni membantu sesama yang terkena dampak bencana.
Lantas dia menyatakan pemasangan bendera itu sebagai tanda Rizieq masih ada di hati masyarakat pencinta keadilan.
Baca juga : Waketum MUI Jadi Sorotan Usai Kritik Jokowi, Siapa Sebenarnya Anwar Abbas?
“Akan tetapi, seperti kita tahu HRS malah diduga dikriminalisasi, diperlakukan tidak adil, dan dizalimi saat ini,” tegas Aziz.
Sementara itu, Aziz mengakui bahwa pohon tempat berkibarnya bendera Rizieq telah ditebang oleh pihak tertentu saat ini. Dia pun merasa bingung dengan pihak yang menebang pohon tersebut. Sebab, kata Aziz, bukannya saling bersinergi membantu korban, hal itu malah memupuk benci terhadap Rizieq Shihab.
“Walaupun akhirnya oleh beberapa pihak ditebang itu pohonnya. Kami malah kadang bingung, lagi bencana seperti ini sempet-sempetnya mikirin dan stres karena pengaruh HRS,” terang Aziz.
Baca juga : Ketum PBNU Tegaskan Aksi 212 Bertujuan Politik, Bukan Kebangkitan Islam
Seperti diketahui, erupsi Gunung Semeru sempat terjadi pada 4 Desember 2021 silam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa per Sabtu (11/12/21) total korban yang meninggal akibat erupsi Gunung Semeru mencapai 46 jiwa, sedangkan sembilan orang lainnya juga masih hilang.
Sementara itu, sejumlah pengamat politik menganggap pemasangan bendera parpol maupun ormas di lokasi bencana bernuansa mencari simpati dan tidak elok karena terkesan pamrih.