TIKTAK.ID – Penyakit demensia umumnya memang banyak dialami oleh orangtua atau lansia. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat berbahaya bagi penderitanya. Namun ternyata, demensia juga bisa dialami sejak usia muda.
Demensia sendiri merupakan sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang memengaruhi fungsi kognitif, emosi, serta perilaku aktivitas sehari-hari.
Saat ini, di dunia, sudah lebih dari 50 juta orang mengalami demensia. Demensia Alzheimer adalah jenis demensia yang terbanyak, sekitar 60-70%. Masyarakat sering menyebut kondisi tersebut sebagai pikun.
Pikun acap kali dianggap biasa dialami oleh lansia sehingga Demensia Alzheimer seringkali tidak terdeteksi. Padahal, gejalanya dapat dialami sejak usia muda (early on-set demensia).
Mengutip Alodokter.com, terdapat beberapa gejala demensia. Gejala tersebut yakni mudah lupa, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, sulit mengingat waktu dan tempat, suasana hati tidak menentu, dan sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakkannya.
Kemudian gejala lainnya sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara, apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar, sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari, serta sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.
Seperti dilansir Inews.id, deteksi dini akan membantu penderita dan keluarga untuk dapat menghadapi dampak penurunan fungsi kognitif dan pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik. Penanganan Alzheimer sejak dini juga penting untuk mengurangi percepatan kepikunan.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr Dodik Tugasworo menjelaskan, meski demensia sebagian besar dialami oleh lansia, tetapi kondisi ini bukanlah hal yang normal. Ia mengatakan Demensia Alzheimer merupakan penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain.
“Penyakit ini akan berdampak pada fisik, psikososial, sosial, dan beban ekonomi. Tidak hanya bagi penderita, tapi juga bagi keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar dr Dodik Tugasworo, melalui keterangannya, belum lama ini.
Ia menyatakan estimasi jumlah penderita Penyakit Alzhemeir di Indonesia pada 2013 mencapai satu juta orang. Ia pun menilai angka itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada 2030, dan menjadi empat juta orang pada 2050.
Bukannya menurun, tapi tren penderita Demensia Alzheimer di Indonesia malah semakin meningkat setiap tahun. Dodik memaparkan, kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Demensia Alzheimer mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis dan perawatan.