“Dalam keyakinan Islam, tubuh seorang perempuan haram dilihat oleh lelaki di luar keluarganya. Namun, mereka memaksa saya untuk membuka baju. Saya muslimah. Sangat memalukan melakukan hal itu di hadapan lelaki,” kata Yuli selanjutnya.
Dalam aksi damai itu, peserta yang simpati kepada Yuli sempat meneriakkan slogan, “Kami mendukung Yuli”. Hal itu membuat Yuli saat telewicara sempat terbata-bata serta menangis.
Baca juga: Habis E-Toll Terbitlah Cardless, Aturan Baru Apa Lagi?
“Kita saat ini sudah seperti satu keluarga. Saya harap kalian bisa mendukung seluruh teman-teman saya. Banyak warga minoritas yang dilecehkan di CIC,” ucap Yuli dalam bahasa Kanton.
Aksi solidaritas dilakukan selain untuk mengecam kasus yang dialami Yuli, demonstran menggelar unjuk rasa tersebut juga untuk mendesak pemerintah Hong Kong supaya menghargai para pekerja migran yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga agar memiliki hak untuk menyuarakan aspirasi dan ikut serta dalam kegiatan politik.
Baca juga: Lama Tak Jumpa, Ahok-Jokowi Ketemuan di Istana. Bicara Apa?
Halaman selanjutnya…