TIKTAK.ID– Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, buka suara soal kelompok “Polisi Cinta Sunnah” terkait kasus terorisme yang diduga melibatkan anggota Polri di Lampung.
Untuk diketahui, Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap dua anggota Polda Lampung, lantaran diduga memasok amunisi senjata api kepada kelompok teroris.
Menurut Ken, penangkapan ini membuktikan kalau terdapat upaya infiltrasi kelompok teroris ke tubuh aparat. Dia menjelaskan, tujuannya supaya mereka punya akses persenjataan. Dia lantas menyatakan dua anggota Polda Lampung tersebut sudah bergabung dengan kelompok “Polisi Cinta Sunnah” jaringan Salafi Wahabi yang melakukan infiltrasi ke dalam tubuh aparat.
Baca juga : Reaksi Kaesang dan Gibran Usai Foto Iriana dan Ibu Negara Korsel Jadi Bahan Olokan
“Saat ini, muncul fenomena unik di internal kepolisian dengan istilah Polisi Cinta Sunnah, yakni salah satu cara infiltrasi paham Salafi Wahabi ke tubuh kepolisian,” ungkap Ken, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Rabu (16/11/22).
Ken mengatakan bahwa ada banyak polisi yang terpapar radikalisme akibat belajar dengan guru yang salah. Dia menyebut mereka juga keliru mengundang penceramah dan mengikuti tokoh-tokoh Salafi Wahabi.
Ken menjelaskan, fenomena “Polisi Cinta Sunnah” merupakan benalu atau parasit di tubuh kepolisian. Dia menilai mereka terlihat rajin ibadah dan jargon memurnikan tauhid serta kembali kepada Alquran dan Sunnah.
Baca juga : Muspimnas PMII Ricuh, Cak Imin dan Sejumlah Tokoh Dievakuasi
Imbasnya, kata Ken, banyak polisi yang tiba-tiba menyalahkan dan membid’ahkan masyarakat lantaran berbeda paham. Bahkan, mengafirkan orang lain yang tak sepaham dan akhirnya mengundurkan diri karena menjadi polisi dinilai bertentangan dengan hati nurani.
“Jumlah pengikut media sosial Polisi Cinta Sunnah yang saat ini berganti nama menjadi Pembelajar Cinta Sunnah mencapai sekitar 170 ribu orang (follower),” terang Ken.
Ken menyatakan foto-foto anggota polisi bercelana cingkrang dan berjenggot yang mulanya menghiasi laman medsos (Instagram), kini telah banyak dihapus, lalu diganti dengan konten hadis dan ayat-ayat kitab suci. Ken mengaku khawatir bila fenomena Polisi Cinta Sunnah tak dianggap sebagai ancaman, maka bukan tidak mungkin kasus yang ada di Polda Lampung akan terjadi di wilayah lain.
Baca juga : Ma’ruf Amin Sebut Amerika dan China Mulai Berdialog, KTT G-20 di Bali Berhasil?
Oleh sebab itu, lanjut Ken, harus ada antisipasi yang dilakukan oleh Polri mengenai penyusupan gerakan radikalisme ini. Dia juga berpendapat perlu ada ketegasan dari pimpinan Polri untuk melakukan pembinaan personel di lapangan, sehingga tidak terpapar paham terorisme.