Ia pun menanyakan kepada Jokowi, bagaimana cara memenuhi janji program tersebut. Kemudian Jokowi mengatakan untuk memikirkannya nanti saja, yang penting kampanye dulu.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani segera melakukan perhitungan dalam proses realisasi program tersebut. Ia menuturkan, proses yang dibutuhkan menjadi lebih singkat karena bantuan teknologi.
“Cepet cari supply demand-nya. Untungnya crowdsourcing untuk ide itu cepat,” ucapnya.
Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan kalau Kartu Pra Kerja ini justru bermanfaat untuk membantu kelas menengah dan calon kelas menengah yang jadi sorotan Bank Dunia.
Baca juga: Nadiem Ungkap Sosok Paling Bekerja Keras di Kabinet Indonesia Maju
Pada pertemuan di Energy Building itu, Sri Mulyani hadir merespons penelitian Bank Dunia bahwa sebanyak 115 juta penduduk Indonesia masih masuk kategori rentan miskin meskipun mereka hampir mampu menjadi kelas menengah.
“Resep yang paling penting kan untuk creating middle class kan mereka mendapatkan job yang gajinya cukup baik, karena itu sumber mereka menjadi middle class. Atau middle class yang cukup mapan, mereka bisa menjadi pengusaha,” pungkasnya.