“Trauma bisa saja baru muncul kalau peristiwa telah berlalu dan selesai, namun perasaan, pikiran, bahkan tindakan masih berada (membekas) pada masa yang telah berlalu itu,” jelas Tina kepada detikcom, Selasa (2/6/20).
Tina menyatakan cara terbaik untuk mengatasi perilaku perundungan adalah dengan memaafkan. Namun, katanya, bukan berarti membiarkan pelaku seenaknya terus-menerus melakukan hal tersebut.
“Bukan berarti jika memaafkan lantas memperbolehkan orang lain memperlakukan kita sebagaimana senangnya (seenaknya) mereka. Memaafkan artinya melihat, tahu, melewati, tanpa membuat pengalaman tersebut ‘mengendap’ di pikiran dan ingatan kita,” tutur Tina.
Baca juga: Marah Besar, Trump Cemooh para Gubernurnya: Kalian Lemah dan Tampak Bodoh!
“Bahasa awamnya belajar cuek,” imbuhnya.
Tina memaparkan, seseorang yang trauma akibat mengalami perundungan tidak akan bisa sembuh dengan sendirinya dan perlu didampingi oleh yang lebih ahli di bidangnya.
Menurutnya, jika hal itu tidak dilakukan maka secara perlahan bisa menjadi Post Traumatic Syndrome Disorder (PTSD), dan dampaknya bisa lebih berat.