
TIKTAK.ID – Sebuah fasilitas industri raksasa Australia dibangun untuk memproduksi dan mengekspor gas alam cair di sebuah pulau lepas pantai barat Australia, seperti yang dilansir The WashingtonPost, Selasa (11/2/20).
Sebutan sebagai industri raksasa bukanlah omong kosong belaka, bayangkan saja jarak dari permukaan laut ke dasar satu reservoir gas mencapai lima kali bangunan tertinggi di dunia. Jumlah pipa yang digunakan cukup untuk membentangkan antara distrik Columbia ke New York, dan kembali lagi. Setiap kapal tanker berpendingin yang mengarungi lautan membawa gas alam cair dari Australia ke luar negeri juga cukup besar, yaitu setara dengan 72 kolam renang ukuran Olimpiade.
Maka tak aneh jika industri raksasa ini dijuluki “Gorgon”, makhluk mitologis Yunani yang berambut ular dan memiliki kekuatan untuk mengubah orang menjadi batu. Dengan “Gorgon”, Australia telah melewati Qatar sebagai pengekspor gas alam cair atau LNG terbesar di dunia.
Namun kecanggihan teknologi senilai 54 miliar dolar yang dioperasikan oleh Chevron untuk memproduksi LNG ini membuat khawatir akan berpengaruh terhadap perubahan iklim. Apalagi Australia telah dilanda bencana kebakaran hutan besar-besaran yang diduga akbat perubahan iklim. Proyek “Gorgon” menjadi simbol penawaran nasional kepada bisnis bahan bakar fosil.
Baca juga: Amerika Tuduh Militer China Retas Perusahaan Kredit Raksasa Equifax
Dengan adanya “Gorgon” ekspor LNG Australia naik empat kali lipat sejak 2011. Ekspor LNG ini sebagian besar ke Jepang, Cina dan Korea Selatan, menurut catatann Administrasi Informasi Energi Amerika.
Efek iklim yang dihasilkan dari ekspor itu beragam. Selama pembakaran, gas alam memancarkan sekitar setengah dari jumlah gas yang dihasilkan oleh rumah kaca dan energi batu bara. Namun, kemungkinan kebocoran katup kepala sumur, saluran pipa, dan peralatan pencairan menjadikan dampak keduanya berimbang.
Halaman selanjutnya…