Sementara itu, pasokan LNG telah menurunkan harga gas. Akibatnya melemahkan batu bara, namun juga merangsang permintaan lebih banyak lagi dan dapat menimbulkan pencemaran energi secara umum.
“LNG Australia mampu mengurangi secara intensif karbon ekonomi di Tiongkok dan Korea Selatan, karena dua negara itu mengimpor banyak LNG, sehingga dapat mengganti peran pembangkit listrik tenaga batubara,” kata seorang analis energi di Perusahaan investasi A. Raymond James, Pavel Molchanov.
“Peningkatan ekspor LNG Australia membantu membuat harga gas lebih terjangkau,” kata Direktur pendiri Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia, Jason Bordoff. “Hal itu akan lebih sangat membantu jika mengganti batu bara dan jika Anda merendahkan energi terbarukan dan nuklir.”
Ekspor LNG juga memberi angin segar bagi perekonomian Australia. Pada proyek “Gorgon” saja, Chevron dan mitranya telah menguras lebih dari 40 miliar dolar Amerika dari kantong mereka. Selain itu, jasa Australia akan memberikan lebih dari 700 kontrak kepada perusahaan-perusahaan Australia. Secara keseluruhan, ekspor LNG membantu sebesar 2,5 persen perekonomian Australia.
“Perdebatan di Australia didominasi oleh pandangan bahwa tindakan yang merusak iklim tak akan baik bagi perekonomian kita,” kata Ketua Greenpeace yang pernah mengajar di Universitas Cambridge dan tinggal di bagian Tasmania, Australia, Paul Gilding.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan pejabat lainnya membela sektor pertambangan dan gas alam dengan mengatakan bahwa jejak karbon di negara itu relatif kecil. Laporan Persatuan Ilmuwan Peduli mengatakan bahwa Australia menyumbang 1 persen dari emisi global.