Puncaknya, saat Jokowi melakukan wawancara kepada calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/19) hingga Selasa (22/10/19), AHY tidak tampak hadir di Kompleks Istana Kepresidenan. Begitu juga saat Jokowi mengumumkan para menteri dan pejabat setingkat menteri Rabu (23/10/19).
Menurut Jokowi, keputusannya tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi karena ingin membangun demokrasi gotong-royong. Ia pun mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain.
Baca juga: Jakarta Banjir Parah, 183 Ribu Orang Tandatangani Petisi Copot Anies Baswedan
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menjelaskan, sistem presidensial ala Indonesia tidak seperti di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Di Indonesia, kata Jokowi, meskipun hanya ada dua pasang kandidat yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan.
Terlepas dari dinamika yang ada, AHY pun mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma’ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju. Dalam akun media sosialnya, ia mendoakan pemerintahan Jokowi sukses dan benar-benar bisa membawa Indonesia semakin baik di masa depan.
Berdikari dalam politik, ekonomi, sosial budaya dan bangun jaringan milenial. Masa laloe biarlah berlaloe menjadi kenangan dan mulailah hari ini… saat ini AHY. JADILAH DIRIMOE SEBAGAI FERFORMAN/ ROLE MODEL MILENIAL ABAD INI. Rebutlah hati dan jiwa mereka…hadir dan selalulah bersama mereka, MILENIAL. Akan tetapi yang renta perhatikan, dengar, hormati dan muliakan. Sejawat just hello sj titik.