Anies menjelaskan, ketika jumlah kasus terus bertambah, saat itu ia tidak diizinkan melaksanakan tes. Lalu Anies mengirim sampel ke laboratorium nasional (Pemerintah Pusat), yang akan menginformasikan apakah hasilnya positif atau negatif. Namun pada akhir Februari, ia mengaku heran karena seluruh hasil tesnya negatif.
Setelah itu, Anies memutuskan menyampaikan kepada publik, bahwa pihaknya telah memantau sejumlah kasus tersebut. Tetapi, kata Anies, saat itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyangkal ucapannya. Sepanjang Januari hingga Februari, Terawan memang berulang kali menyangkal bahwa Indonesia memiliki kasus virus Corona, meskipun banyak bukti yang bertentangan.
Baca juga: Effendi Gazali: Jokowi Kesal Dikibulin Menterinya, Diberi Laporan Palsu Covid-19
Sampai akhirnya Jokowi mengakui Pemerintah menahan informasi terkait virus Corona untuk menghindari kepanikan di tengah masyarakat.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun menyangkal laporan Pemerintah Pusat yang menyebut bahwa Indonesia telah melalui kondisi terburuk terkait virus Corona. Menurutnya, Anies tak ingin sesumbar seperti Pemerintah Pusat yang menyatakan bahwa kehidupan masyarakat akan kembali normal pada Juni atau Juli. Pasalnya, Anies mengklaim dirinya melihat data, namun data itu tidak mencerminkan virus Corona akan segera berakhir.