The New York Times melaporkan, mengutip kapten Boris Prokoshev, bahwa kapal itu diminta untuk berhenti tidak terjadwal di Beirut untuk mengambil kargo tambahan yang akan diangkut ke Yordania untuk mendapatkan uang tambahan.
Namun, saat memasuki pelabuhan, kapal itu bermasalah dan disita oleh otoritas setempat. Kapal itu kemudian ditinggalkan pemiliknya setelah penyewa menolak menyelesaikan permasalahan di perlabuhan dan membiarkan kargo itu disita.
Amonium nitrat itu kemudian diturunkan dan disimpan di sebuah gudang dermaga dengan alasan keamanan.
Zat kimia putih yang sangat mudah terbakar itu disimpan dengan tidak aman di pelabuhan, menurut pihak berwenang Lebanon.
Baca juga: Afghanistan Putuskan Bebaskan Tahanan Kelas ‘Kakap’ Taliban
The New York Times menerbitkan gambar satelit dari lambung kapal yang tenggelam, MV Rhosus, di tepi utara pelabuhan. Menurut surat kabar itu, kapal dek tunggal sepanjang 86 meter itu mulai tenggelam pada Februari 2018 setelah bertahun-tahun terdampar di pelabuhan.
Fasilitas penyimpanan amonium nitrat mulai terbakar pada malam hari, 4 Agustus, dengan dua ledakan dengan perbedaan waktu sekitar 33 detik satu sama lain.
Laporan berbeda menyebutkan bahwa penyebab kebakaran yang memicu ledakan berawal dari pekerjaan pengelasan di gudang sehingga kembang api yang disimpan di gudang bersama amonium nitrat terbakar.