Ia mencontohkan selama lebih dari 30 tahun, Indonesia tidak membangun satu pun kilang minyak. Jokowi menjelaskan, kilang ada turunannya, seperti petrokimia.
“Ini gede banget, kalau kita selesaikan kilang, impor petrokimia bisa diturunkan. Lalu berkaitan B20, B30 dan seterusnya,” ucap Jokowi.
Ia menuturkan, kalau kita konsisten banyak manfaatnya, yaitu harga minyak kelapa sawit naik dan impor turun karena ada barang subtitusinya.
Baca juga: Terlalu! Jurnalis Indonesia Dipaksa Telanjang Saat Ditahan Imigrasi Hong Kong
Oleh karena itu, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ditugasi khusus oleh Jokowi untuk mengawal pembangunan kilang minyak.
Pada 9 Desember, Ahok bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati datang ke Istana Merdeka, Jakarta, untuk menemui Jokowi.
Jokowi berpesan kepada Ahok untuk memperbaiki industri petrokimia dan memproduksi komoditas petrokimia sebagai subtitusi impor. Ahok diberi target membangun industri petrokimia dalam tiga hingga empat tahun.
Selain itu, Jokowi juga ingin Pertamina memperbaiki neraca defisit. Ahok menyatakan dirinya siap membantu mengatasi defisit dengan mengawasi dan membenahi tata kelola manajemen Pertamina.