“Misalnya kalau DKI Jakarta enggak membolehkan ya silakan, urusan dia. Tapi di Pekanbaru misalnya, membolehkan dengan tetap mengacu kepada Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020), ya boleh juga. Kan tiap daerah punya lebihnya, kita coba mengakomodasi semua,” terang Luhut.
Lebih lanjut, Luhut menyebut koordinasi juga sudah dilakukan dengan Anies dan Menteri Kesehatan, Letnan Jenderal TNI (Purn) dr. Terawan Agus Putranto.
“Jadi kalau orang bilang tidak berkoordinasi, tidak betul juga,” sergah Luhut.
Baca juga: Terkait Transparansi Data Corona, Jokowi: Dulu Bisa Bikin Panik, Kini Perlu Dibuka ke Publik
Di sisi lain, Luhut menilai data Covid-19 terkait kasus konfirmasi positif, meninggal, dan sembuh akan menentukan kebijakan Indonesia ke depan. Ia pun mengaku memiliki pertanyaan tersendiri perihal perkembangan Covid-19.
“Karena buat saya juga tanda tanya, kenapa jumlah kita yang meninggal, maaf sekali lagi, angkanya ndak sampai 500. Padahal jumlah penduduk 270 juta, infected (terinfeksi) 4000-an lebih, katakan kali 10 itu 50 ribu,” tutur Luhut.
Ia lantas membandingkan dengan data di Amerika Serikat (AS). Ia memaparkan, AS yang beda penduduknya lebih besar dari Indonesia, yakni 60 jutaan, yang meninggal 22 ribu, dan yang terinfeksi hampir 560.000.