TIKTAK.ID – Kelompok Hamas mengancam Israel akan membayar mahal seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya jika memaksa melanjutkan rencananya untuk mencaplok wilayah-wilayah di Tepi Barat dan Lembah Yordan. Langkah itu Hamas bilang akan menjadi deklarasi perang dengan Palestina, tulis RT News.
Melalui video berbahasa Arab yang diterbitkan pada Kamis (25/6/20) kemarin, Juru Bicara Hamas Abu Obeida mengatakan rencana aneksasi Israel adalah perbuatan kriminal dan akan menjadi pencurian terbesar atas tanah Palestina dalam beberapa dekade. Dia bersumpah bahwa Hamas, kelompok pejuang Islam yang berada di Palestina dan dianggap kelompok teror oleh Israel akan menjaga tanah suci dan rakyat Palestina.
Obeida melanjutkan, organisasi itu tak membuat banyak pernyataan, namun ingin menegaskan dengan jelas bahwa, kelompok perlawanan menganggap keputusan Israel itu sebagai deklarasi perang kepada rakyat Palestiina. Dia menambahkan bahwa Israel akan sangat menyesal jika melanjutkan aneksasi mereka dan akan membayar harga mahal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada Senin sebelumnya, seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa proyek pencaplokan itu harus dihadapi dengan perlawanan dalam segala bentuk dan menyerukan persatuan dengan Otoritas Palestina, meskipun ada perpecahan di antara keduanya. Sebuah pernyataan menyebut rencana aneksasi itu “konspirasi yang dirancang oleh pendudukan Zionis.”
Aneksasi itu merupakan bagian dari visi perdamaian yang dibuat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Januari lalu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berencana akan memulai proses aneksasi wilayah-wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan pada 1 Juli. Wilayah itu merupakan tempat pendudukan Israel yang ditinggali lebih dari 420.000 pemukim Yahudi.
Pemerintah Yordania, yaitu dua dari satu negara di Timur Tengah yang memiliki perjanjian damai dengan Israel selain Mesir, telah mengingatkan Israel bahwa mereka akan meninjau ulang hubungan dengan negara Yahudi itu jika terus memaksakan rencananya.
Negara-negara Arab lainnya juga telah menyerukan sikap penentangannya atas rencana pendudukan itu.
PBB baru-baru ini mengecam keputusan Israel tersebut. Organisasi internasional ini menyebut rencana Netanyahu melanggar hukum dan menyesalkan dukungan Amerika terhadap kebijakan tersebut.
Uni Eropa juga telah memperingatkan kemungkinan “pembalasan” kepada Israel dan mengatakan akan bekerja untuk “mencegah inisiatif menuju aneksasi itu.”